[ad_1]
JAKARTA – Kemunculan film Kemarin menuai banyak respon positif. Apalagi dengan latar belakang cerita yang menyoroti kisah pilu Seventeen ketika tsunami menewaskan 3 personel mereka.
“Enggak perlu jadi fans Seventeen untuk bisa menikmati ‘Kemarin’, cukup jadi manusia. Dokumentasi drama yang diisi kebahagiaan dan juga kesedihan, cerita tentang pertemuan dan perpisahan,” kata pemerhati film Hary Susanto lewat akun Twitter-nya, @hafilova, dikutip Okezone, Jumat (11/12/2020).
Selain itu, kemasan film yang disajikan dalam bentuk dokumenter juga mendapat acungan jempol.
Baca Juga: 2 Tahun Menduda, Ifan Seventeen Akui Pacari Teman Lama
“Dokumenter itu enggak pernah salah. Terutama dalam menangkap emosi mentah para pelakunya,” tutur Hary.
Film Kemarin menyajikan kisah perjalanan karir Seventeen hingga maut memisahkan mereka pada penghujung Desember 2018.
Panggung musik di Tanjung Lesung jadi akhir perjalanan Ifan dan kolega setelah gelombang pasang secara tidak terduga menghantam mereka dari belakang.
[ad_2]
Sumber Berita